NYANYIAN OMBAK
Hikmah

Diposting oleh Zaid, ST 19 Feb 2024, 14:39:33 WIB Opini
NYANYIAN OMBAK

Demi lautan yang penuh gelombang.

( Qs at-Tur ; 52 : 6 ).

Jika kita duduk-duduk di pinggiran pantai, biasanya kita menyaksikan panorama indahnya gulungan gelombang yang mengalun. Angin laut pun terasa sejuk bertiup menghiasi suasana pantai yang mengasikkan. Gulungan gelombang tersebut sering kita sebut dengan ombak. Banyak orang menyebutnya bahwa ombak yang menggulung itu menunjukkan bukti adanya tanda-tanda kehidupan di laut. Ia berisik bak nyanyian merdu yang menghibur bathin yang sedang galau dalam menapaki kehidupan.

Dalam pandangan ahli bashirah nyanyian ombak memiliki makna spiritual yang tersembunyi untuk manusia. Betapa banyak ombak yang kita kagumi keberadaannya yang belum tertangkap makna spirituanya. Padahal ombak di laut adalah bukti kekuasaan Allah swt yang sarat dengan pesan Ilahiyah yang dapat menyadarkan manusia. Ombak yang mewujud gelombang terkadang menakutkan dan terkadang menyenagkan. Lalu bagaimana seharusnya manusia merenugi pesan Ilahiyah terhadap gulungan ombak yang mengalun di setiap tepian pantai ? Inilah yang penulis torehkan dalam artikel singkat ini.

Betapa luasnya samudera atau lautan lepas tanpa batas. Ia meliputi segala penjuru bumi dan sekitarnya. Ia penuh gelombang dan riak yang mengalun. Ia meluap keseluruh penjuru dan arah. Hal ini oleh sebagaian pakar difahami sebagai simbol material dari alam ruhani yang tak tanpak ( Dr. M. Quraish Shihab .MA : 2004 ). Melalui riak dan gelombang samudera, kita dapat memahami bahwa dalam kehidupan spiritual ada riak dan gelombang yang selalu berubah. Perubahan itu kita sebut sebagai gelombang ruhaniyah. Hal itu sangat tergantung kepada suasana alam bathin yang menerima sinyal ma’rifat penciptaan. Riak dan gelombang samudera tidak terlepas dari hakikat penciptanya yang dapat menggelorakan lorong bathin yang paling dalam. Ini menjadi bukti bahwa dalam setiap penciptaan terdapat pesan suci dari Allah swt bagi manusia yang berakal.

Bagi manusia yang berakal sehat akan meyakinkan dirinya bahwa eksistensi laut dan aneka kehidupan yang ada di dalamnya pasti diciptakan oleh yang Maha Kuasa. Dalam Al-Quran telah ditegaskan bahwa penciptaan langit dan bumi termasuk laut di dalamnya adalah Allah swt. ( Qs. Ibrahi /14 : 32 ) : “Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezeki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera ( laut ) bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai.” ( Qs; 14 : 32 ).

Allah swt, menundukkan bahtera untuk manusia, agar manusia mudah menempuh samudera. Disini tanda-tanda kebesaran Allah swt sangat nyata seperti adanya gerak dan perubahan pasang surut dan pasang naik air laut dari waktu ke waktu. Dalam proses itulah alunan ombak itu terus mengalun tanpa henti.

Jadi dibalik alunan ombak pada samudera yang luas itu memiliki pesan spiritual yang sangat indah bagaikan nyanyian merdu yang menyayap hati yang merindu. Menurut ahli ma’rifat kerinduan itu adalah rindu untuk mengenal lebih dekat dengan-Nya. Betapa tidak, indahnya nyanyian ombak menunjukkan bukti nyata indahnya Sang Pencipta.

Betapa luasnya laut terhampar melebihi daratan merupakan area yang sangat luas. Ia terbentang luas seolah-olah tak bertepi, menghubungkan antara satu tempat ke tempat lain, dengan mudah digunakan berlayar oleh aneka bentuk dan bobot kapal pengangkut barang dan orang, dari sampan-sampan kecil para nelayan sanpai pada kapal-kapal tenker yang berukuran besar. Sebab itu fenomena laut dengan alunan ombaknya yang mempesona menjadi pelajaran bagi manusia. Disana terdapat tanda-tanda kebesaran Allah swt, sebagaimana penjelasan dalam Qs Al-baqarah/2 : 164 : “ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”. (QS. Al-Baqarah : 164)

Hanyalah Allah swt satu-satunya yang menciptakan seluruh alam ini dan mengaturnya sedemikian rupa sehingga manusia dengan mudah mengambil manfa’at sebesar-besarnya dan mengambil pelajaran dari keteraturan alam tempat mereka hidup dan mencari penghidupan. Pada prinsifnya kehidupan manusia sesuatu yang sangat indah. Allah swt telah menciptakan kehidupan ini dengan segala konsekkuensi. Sedikit apapun kebajikan yang di lakukan, akan kita terimah balasannya dan sedikit apapun kesalahan yang di lakukan akan diterima akibatnya. Disinilah letaknya keadilan Tuhan. Kehidupan yang adil akan terasa indah.

Begitulah kehidupan manusia bagaikan nyayian ombak yang mengalun. Ibarat alunan ombak, adakalanya hidup ini keras menyakitkan dan adakalanya hidup ini lunak menyenangkan. Ketika ombaknya keras dan besar bisa jadi kehidupan ini sedang dilanda ujian yang amat berat, begitu sebaliknya ketika alunan ombaknya kecil maka unjian kehidupan pun kecil, namun hidup ini tak pernah luput dari ujian dari-Nya. Hidup ini indah dengan ujian. Tanpa ujian hidup tidak akan berkualitas. Begitu pula ombak di laut samudera yang luas. Ia tak pernah berhenti dan hilang. Ia selalu memberikan peringatan kepada manusia, bahwa hidup ini penuh dengan gelombang ujian. Ujian itu terus datang selagi laut terbentang dan bumi terhampar.

Setiap ujian yang menimpa manusia, baik urusan duniawi maupun urusan ukhrawi, tak pernah lepas dari kehendak Nya. Kita bisa saja telah mempersiapkan segalanya dengan baik, menyusun rencana secara matang dan rapi, bahkan mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi. Tetapi adakalanya kita harus rela bila kenyataannya semua berjalan tidak sesuai harapan. Bisa jadi tertunda, atau bahkan gagal sama sekali.

Sebab itu kita mesti mengevaluasi diri secara benar, bukan dari sudut lahirnya saja, tetapi juga sisi bathinya. Karena, bisa jadi perhatian kita yang berlebih kepada hal-hal yang kecil, justru membuat kita mengabaikan kemurahan Allah swt yang amat besar. Hal itu terjadi karena kita selalu mengandalkan nalar dan naluri kita. Sementara ada campur tangan-Nya yang kita abaikan. Allah swt sesungguhnya senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada orang-orang yang mengenal betul kadar atau kapasitas dirinya. Baik dalam hubungannya dengan Allah swt, maupun dengan sesama manusia. Hanya saja kita terbiasa tanpa sadar berbuat melebihi kadar kemampuan diri kita. Itulah yang mungkin ingin Allah sampaikan melalui pesan ujian yang Allah swt berikan.

Sebab itu kita harus memahami bahwa hidup yang penuh gelombang ujian merupakan seni yang mengasyikan. Semua orang pasti mengalaminya tanpa kecuali. Dengan ujian itulah manusia menjadi matang dalam keyakinannya. Menurut Mark L. Rosen : 2009, kehidupan di dunia ini seperti sebuah sekolah. Sekolah adalah tempat untuk mempelajari sejumlah teori yang disajikan dalam metode tertentu. Apabila seseorang mengindikasikan bahwa ia telah menguasai suatu teori mata pelajaran tertentu melalui serangkaian ujian., maka ia akan naik ke jenjang yang lebih tinggi. Sebaliknya bila ia dinyatakan belum berhasil, yang perlu ia lakukan adalah mengulang pelajaran tersebut sampai ia berhasil menguasainya. Jadi jelajahilah samudra kehidupan ini mengikuti gelombang yang telah diatur oleh Allah swt agar gelombang hidup ini menjadi nyayian ombak yang menyenangkan.[]