MELUKIS KEHIDUPAN DI KANVAS DUNIA
Seri Tasawuf Kehidupan

Diposting oleh Zaid, ST 26 Feb 2023, 09:09:10 WIB Opini
MELUKIS KEHIDUPAN DI KANVAS DUNIA

Istilah kanvas sering kita dengar dalam masyarakat. Kanvas adalah salah satu alat yang sangat urgent bagi kenderaan bermotor, sepeda, mobil dan sebagainya, kanvas ini kita kenal dengan kanvas rem. Ia berfungsi untuk pengaman bagi pengguna kenderaan agar aman dan dapat diatur ketika berhenti atau berjalan. Dalam dunia seni kita juga mengenal istilah kanvas, yaitu alat tempat melukis yang digunakan untuk menorehkan lukisan yang akan digambarkan. Dalam hal ini kanvas diartikan sebagai kain landasan untuk melukis yang direntangkan dengan spanram (kayu bentangan) hingga tegang sesuai kebutuhan, kemudian diberi cat dasar yang berfungsi untuk menahan cat yang akan dipakai untuk melukis (susanto, 2002:60-61).

Menggunakan kanvas untuk melukis merupakan cara dan jalan mudah untuk melukis gambar agar terlihat indah dan bernilai seni yang tinggi. Jika kita analogikan dalam kehidupan kita, bahwa dunia ini ibarat kanvas, maka semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk melukis gambaran atau jalan hidupnya. Apakah dilukis dengan indah atau jelek, tergantung cara dan kemauan sang pelukis. Kita adalah pelukis-pelukis ulung yang akan menikmati hasil lukisan kita sendiri.

Kampas dunia adalah tempat kita melukis jalan hidup seindah mungkin. Allah swt, memberikan petunjuk jalan hidup yang akan kita tulis. Dalam surat Al-Fatihah jalan hidup yang dapat kita tulis itu hanya dua yaitu jalan lurus dan jalan bengkok. Jalan lurus adalah jalan penuh nikmat “ Shiratalladzina an’amta ‘alaihim “ dan jalan bengkok adalah jalan orang-orang yang di murkai “ Ghairil magdhubi ‘alaihim waladdhallin”.

Bukanlah suatu hal yang mudah untuk melukiskan realitas hidup ini, karena masing-masing orang memiliki jalan kehidupan yang berbeda. Allah swt yang Maha baik itu dengan takdir-Nya telah menciptakan alam semesta sebagai tempat kehidupan bagi makhluk-Nya, agar segenap ciptaan-Nya dapat menikmati anugerah dan kasih sayang-Nya di semesta jagat raya ini. Melukis jalan hidup adalah kemestian untuk menunjukkan kebenaran takdir. Manusia hidup memiliki tujuan yang jelas. Baik tujuan hidup di dunia maupun tujuan diakhirat.

Manusia makhluk hidup yang diciptakan Tuhan yang bersifat ruhiyah dan jasadiyah, bersifat individual sekaligus sosial. Sebab itu kehidupan ini bersifat dinamis selalu bergerak kearah tujuan yang digariskan. Jadi, manusia memiliki konsep kehidupan tersendiri, jika dia menggunakan dan menjalankan hidupnya dengan baik maka hidupnya memiliki makna yang baik, jika tidak maka maka hidup akan bermakna buruk dan bahkan tidak bermakna sama sekali. Makna hidup tergantung bagaimana visi kehidupan yang dilukisnya. Visi hidup yang menjadi pilihan memiliki dua orientasi yaitu orientasi dunia ( duniawi oriented ) dan orientasi akhirat ( ukhrawi oriented ). Namun orang bijak memilih keduanya dengan memberi penekanan terhadap orientasi akhirat, “walal akhirati khairullaka minalula” ( QS. Ad-Dhuha ; 4 ).

Dangkalnya pemahaman terhadap visi kehidupan akan menyebabkan hidup semakin tidak nyaman. Bahkan tidak jarang akan membuat orang depresi dan ragu-ragu dalam menjalani hidup. Kebiasaan banyak orang sering kali melihat kehidupan hanya dari sudut pandang yang sempit berdasar pengalaman dan cara berfikirnya sendiri. Ada yang berfikir bahwa semua orang yang terhampar diatas punggung bumi ini sama dengan dirinya. Dan ada pula yang berfikir bahwa hidup orang lain jauh lebih indah dari hidupnya. Padahal bisajadi setiap orang memiliki pemikiran yang sama seperti yang ia fikirkan dan bisa jadi pula sama dengan fikirannya. Sebab itu tidaklah bijak jika kita larut dalam memikirkan diri kita sendiri sehingga tidak ada peluang untuk memikirkan orang lain.

Pendek kata lukisan hidup kita berbeda dengan orang lain. Walaupun memiliki cara, waktu dan tempat yang sama dalam menjalani hidup. Lalu bagaimana seharusnya kita melukis kehidupan dunia ini agar di akhirat menemukan hidup yang indah dan abadi ?

Pertama ; Melukis hidup dengan Insfirasi Zikir dan Fikir

Insfirasi zikir dan fikir adalah energi yang dapat membangun makna hidup. Berfikir merupakan aktifitas tanpa batas yang menyebabkan cakrawala kehidupan menjadi lapang dan bermakna. Hidup yang bermakna adalah hidup yang memanfa’atkan waktu dengan ibadah pro-duktif dan pro-aktif. Dalam Al-Quran orang yang pro-duktif dan pro-aktif adalah tifikal orang cerdas yang mampu menggunakan waktu se-efektif dan se-efisien mungkin. Mereka itu adalah orang-orang yang tidak merugi. Sebagaimana dalam QS. Al-Ashar ayat 1-3. “Demi waktu, Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian. Kecuali orang yang beriman dan beramal sholeh. Saling menasehati dengan kebenaran dan kesabaran”. Menggunakan waktu dengan dasar beriman dan amal sholeh adalah tanda orang produktif dan pro-aktif. Mereka tidak mau diam menunggu waktu berputar, tetapi mereka mengelola waktu dengan maksimal. Pengelelolaan waktu demikian adalah upaya menemukan makna hidup yang sebenarnya yaitu makna hidup yang utuh jasadiyah dan ruhiyah. Tetapi ada orang yang mengeleloa waktu hanya untuk makna hidup jasadiyah tanpa makna ruhiyah. Makna hidup seperti itu terbagi atas dua yaitu, makna hidup subjektif dan makna hidup objektif. Makna hidup subjektif adalah sifatnya cenderung personal, temporal dan unik. Hidup seperti ini biasanya selalu merugi karena tidak menemukan visi hidup yang sesungguhnya. Sementara makna hidup obyektif adalah sifatnya cenderung abadi dan pasti.

Adapun pengelelolaan waktu dalam makna ruhiyah adalah mengelola waktu dengan dasar niyat yang kuat untuk mencapai tujuan akhirat. Niyat yang kuat menjadi pendorong mewujudkan visi dan misi kehidupan. Sebab itu mengelela waktu adalah bagian dari strategi mencapai tujuan dan visi kehidupan yang langgeng dan abadi. Mengelola waktu seperti ini tergolong yang beruntung atau tidak merugi.

Dalam buku 7 Habits of Highly Effektive People, yang ditulis oleh Stephen R Copey, terdapat empat kategori cara orang menggunakan waktu dalam hidup dengan sebutan waktu yang penting/urgent ( merujuk pada kesesuain dengan visi kehidupan ) dan waktu yang genting/precarious ( merujuk pada mendesak atau tidaknya aktivitas hidup ). Kategori pertama; Aktivitas hidup yang genting dan penting, kedua; Aktivitas hidup yang tidak genting tetapi penting, ketiga; Aktivitas hidup yang genting dan tidak penting dan ke empat; Aktivitas hidup tidak genting dan tidak penting. Hidup yang pro-aktif adalah hidup dalam kategori pertama. Tentu saja semua kita menghindari kategori aktivitas hidup yang keempat yaitu tidak genting dan tidak penting seperti menggosip, bermain medsos berlama-lama yang tidak perlu, dan aneka kegiatan mubazir lainnya.

Jika kita sungguh-sungguh melukis kanvas dunia ini tentu tidak cukup hanya dengan aktifitas fikir semata. Tetapi harus digambar dengan zikir sekaligus. Sebab sebagai makhluk Tuhan manusia tidak bisa hidup tanpa fikir dan zikir secara seimbang. Aktifitas fikir dan zikir secara seimbang merupakan prasyarat indahnya lukisan kehidupan. Dari fikir akan lahir energi kehidupan untuk melaksanakan amanah kekhalifahan dan dari zikir melahirkan energi ketuhanan sebagai pembimbing dalam membangun strategi hidup untuk pencapaian visi kehidupan yang hakiki dan abadi. Umpamanya dengan meningkatkan ilmu pengetahuan, meningkatkan ibadah dan amal sholeh, meningkatkan keahlian / keterampilan, menggali peluang-peluang amal masa depan dan banyak lainnya.

Orang pro-aktif berbeda dengan orang sibuk. Menurut Erich Fromm : 2020 , orang aktif adalah orang yang menunjukkan aktivitas melalui penjiwaan atau passion yang tinggi. Sebaliknya orang yang sibuk adalah aktivitas menghabiskan waktu tanpa penjiwaan atau passion yang rendah atau tidak selaras dengan visi dan tujuan hidup. Bagi orang pro-aktif waktu adalah deposito paling berharga yang dianugerahkan Allah swt, secara gratis kepada setiap orang. Baik dia kaya atau miskin, baik pejabat tinggi ataupun orang biasa.

Waktu adalah ladang subur yang membutuhkan ilmu dan amal, untuk diolah dan dipetik hasilnya pada waktu yang lain, baik didunia ataupun diakhirat. Waktu adalah kekuatan. Dan orang yang mengabaikan waktu berarti menjadi budak kelemahan. Kita sepakat apa yang dikatakan oleh John F.Kennedy “ The full use of your powers along lines of exellence”- dengan memanfa’atkan seluruh waktu dan kekuatan, berarti anda sedang menuju puncak kehidupan.

Dengan insfirasi zikir dan fikir kita dapat melukis kanvas kehidupan ini dengan indah untuk kemudian mensyukurinya melalui amal-amal soleh dan membuangkan aktivitas yang tidak penting dan tidak genting.

Kedua; Tumbuhkan Generasi Dengan Kasih Sayang

Semua kita bertanggung jawab terhadap masa depan generasi. Tidak ada diantara kita yang tidak mengharapkan anak-anak kita kelak menjadi orang yang beguna bagi bangsa dan agama serta menjadi aset pahala jariyah melalui doa-doa mereka. Hari ini, dunia kita disibukkan oleh komunikasi global yang tak bertepi. Setiap hari kta berada dalam dunia maya yang serba sibuk dan kadang tidak terkendali. Kondisi ini tidak jarang merenggut waktu orang tua untuk mencurahkan perhatian dan kasih sayangnya kepada anak-anak mereka. Padahal bagaimanapun hebatnya dunia, menjulangnya gengsi dan reputasi kita, tetap saja kita hanyalah selembar ilalang di tengah semesta yang amat besar ini. Sebab itu sudah saatnya setiap orang tua membagi kesibukan untuk meluangkan waktu dengan memberi perhatian dan kasih sayang kepada anak-anaknya.

Kasih sayang adalah emosi yang paling utama untuk menanamkan kesadaran dan penghayatan keilahiyan ( iman ) kepada anak dan generasi. Sulit kita bayangkan sebuah generasi mendatang berjalan tanpa keimanan. Simulus dunia yang yang mengoyak privasy, media sosial yang meraja lela tidak mungkin di hentikan dengan Surat Keputusan dan di hilangkan dengan kebijakan. Islam mengajarkan bahwa kita harus realistis, Ilmu penegetahuan dan peradaban boleh menjulang kelangit namun harus pastikan hati harus membumi terkristal di dalam dada. Rasulullah saw, bersabda, salah satu yang akan menolong kita di khirat adalah doa dari anak-anak kita yang soleh.

Badai globalisasi tidak saja melemahkan keta’atan beragama, tetapi juga akan menghancur luluhkan moralitas dan akhlakul karimah yang sudah ada. Sebab itu kenakalan remaja bukanlah sesuatu yang sederhana. Dia menyangkut berbagai asfek yang rumit. Tetapi dari insfirasi agama ( baca : Islam ), kita yakin bahwa pendidikan di rumah ( Baiti Jannati ) melalui kasih sayang merupakan senjata yang paling ampuh untuk menangkal kejahatan globalisasi yang sedang kita hadapi.

Secara normatif, tidak ada satupun agama yang membenarkan atau menganjurkan pemeluknya untuk melakukan tindak kekerasan (violence). Akan tetapi, secara faktual, tidak jarang dijumpai tindak kekerasan yang dilakukan masyarakat agamis tanpa kasih sayang. Bahkan, ada kecenderungan bahwa kekerasan ini justru dilakukan oleh mereka yang mempunyai basic agama yang kuat dan melakukannya dengan atas nama agama.

Dalam problem sosial sejatinya seseorang justru akan menemukan basis ketakwaannya dalam bentuk praksis solidaritas sosial kemanusiaan yang kita sebut sebagai amal sosial. Dalam teologi pembebasan Ali Asghar Engineer memaknai basis ketaqwaan kehidupan sosial dengan menunjukkan tiga sikap yaitu eksklusif, inklusif dan pluralis ( Alwi Shihab ; 2000) ). Ketiga tipe ini menjadi ciri masyarakat modern saat ini. Tipe pertama adalah tipe yang merugikan sedang tipe kedua dan ketiga adalah yang menguntungkan.

Dari pandangan diatas, islam mendukung dua tipe terakhir. Kehidupan yang inklusif dan pluralis sejalan dengan misi suci yang dibawa Nabi Muhammad saw ke dunia ini yaitu menciptakan harmoni, ketentraman, kedamaian, dan kebahagiaan dalam kehidupan manusia. Inilah yang menjadi kondisi cita ideal yang dikehendaki oleh setiap manusia. Menjadi rahmat bagi seluruh alam yang berarti Islam anti kekacauan, anti kekerasan dan anti penderitaan. Salah satu makna rahmat itu adalah kebaikan atau kedamaian. Dengan kata lain kehadiran Islam di muka bumi ini adalah untuk kebaikan dan kedamaian alam semesta ini. Jadi Islam sangat menyayangi alam sekitarnya. Jangankan kepada manusia, kepada binatang pun Islam mengajarkan tidak memperlakukannya secara kasar. Jika ingin menyembelih hewan, maka sembelihlah dengan pisau yang tajam; jika ingin memeliharanya, maka peliharalah dengan memenuhi hak-haknya; jika ingin mengendarainya, maka tunggangilah dengan cara yang baik, begitu seterusnya.

Dengan demikian melahirkan generasi dengan kasih sayang merupakan keniscayaan. Hal ini tentu dimulai dari keluarga oleh orang tua dan seluruh anggota keluarga. Melalui kasih sayang, perhatian dan bimbingan orang tua, generasi mendatang merasakan kehangatan cinta dan perhatian orang tua secara penuh, sehingga anak-anak selalu berada dalam dekapan cinta dan belaian jiwa ayah dan bundanya.

Ketiga; Kokohkan Niat Bersama Allah, swt.

Beragama dan berkeyakinan merupakan gejala universal bagi kehidupan manusia, hal ini sejalan dengan pendapat Begrson ( 1859-1841 ) seorang ilmuan kebangsaan Prancis, ia menulis bahwa selama hidup kita menemukan masyarakat tanpa sains, seni dan filsafat akan tetapi kita tidak pernah menemukan sebuah masyarakat tanpa agama dan kepercayaan di dalamnya.

Pandangan ini menunjukkan bahwa manusia membutuhkan keyakinan dalam hati bahwa ia adalah makluk Tuhan. Dengan keyakinan ini dalam jiwa manusia terdapat hasrat bahwa hidup di dunia adalah tempat beribadah dan di akhirat tempat menikmati hasilnya. Artinya manusia memiliki keyakinan bahwa hidup didunia ini membutuhkan bimbingan untuk persiapan kehidupan akhirat.

Tidak dapat disamakan keindahan dunia ini dengan kindahan akhirat. Keindahan dunia hanyalah keindahan khayalan yang menipu, sementara keindahan akhirat adalah keindahan nyata dan pasti. Hidup ini dijalani dengan kesadaran bahwa segala sesuatu yang kita alami di dunia akan bermakna jika dipersepsi dengan kenyataan batin dalam lubuk hati yang dalam. Hanya dengan mempersepsi keindahan dunia dengan kenyataan itu maka dunia akan memantulkan rasa indah dan nyaman bagi hati. Itulah taman hati yang selalu memancarkan rasa keindahan dan kenyamanan.

Manusia hidup didunia banyak melihat taman bunga yang indah. Keindahan itu datang dari indahnya persepsi taman hati di sanubari. Taman hati dapat berbunga jika selalu berada disisi pencipta keindahan. Tak obahnya seperti taman di dunia, jika disiram dengan air yang mengalir bunga-bunga taman akan hidup, tumbuh dan berkembang dengan membawa rasa indah, harum semerbak wangi.

Begitupun taman hati manusia. Ia berbungan dengan aroma yang semerbak mewangi, kupu-kupu hilir mudik menyalami bunga. Danau hijau dengan tetesan embun yang bergayut padanya, udara nirwana berhembus mengelusnya, mentari tampil menyambut hamba_Nya yang saleh, lirih gemercik air memainkan irama zikir, burung-burung berkicau berirama takbir, alam bersoleh indah mengucapkan pujian memuji- Sang Pencipta.

Taman hati manusia dapat tumbuh dengan kokoh dengan selalu bersama-Nya. Bersama Allah hati akan berbunga dan mendatangkan kesejukan dan kedamaian. Untuk itu tampilkan hati dengan niat kuat ingin selalu bersama dengan-Nya. Jika terpatri dan kokoh disamping-Nya, keindahan Allah swt, akan terpancar dari seluruh penjuru langit dan bumi. Begitu nyaman, sejuk, teduh, penuh dengan mahligai pesona keindahan.

Orang-orang yang bersama-Nya, adalah mereka yang mengukir indah pesona surga, karena mereka memiliki jiwa suci yang di balut dengan satin taqwa. Dalam hidup mereka terpancar sejuta pesona rahmat yang disyukuri dalam setiap langkah, hembusan nafasnya. Tidak tersisa rasa kecuali mensyukuri nikmat yang amat banyak, sehingga tidak ada peluang untuk mendustakan nikmat Alah swt. “ Nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kalian dustakan” sebagaimana peringatan Allah swt dalam surat Ar-Rahman.

Akhirnya kita berharap kanvas dunia ini dapat kita lukis dengan zikir dan fikir, dengan perhatian dan kasih sayang serta dengan kokohnya niat bersama Allah swt, sehingga hidup menjadi indah dan tidak lari dari agama ( baca : islam ). Hidup yang indah bersumber dari batin yang indah mempesona itulah kehidupan yang sesungguhnya.[]