Lomba DWP, Kepala Kemenag Lingga : Kita Ambil Maknanya

Diposting oleh Zaid, ST 28 Des 2021, 11:41:29 WIB Umum
Lomba DWP, Kepala Kemenag Lingga : Kita Ambil Maknanya

Keterangan Gambar : Ketua DWP bersama Kepala Kemenag Lingga


(Lingga)-- Selain pekan olah raga, Hari Amal Bhakti ke-76 tahun ini juga digelar beberapa lomba yang diselenggarakan oleh ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan Kementerian Agama Kabupaten Lingga. Diantaranya : Lomba menghias kue, lomba mendongeng anak untuk pengantar tidur, lomba melipat kain songket bagi bapak-bapak. 

"Ini acara dari kita untuk kita, mari sama-sama kita meriahkan dan ramaikan. Setiap kegiatan yang kita laksanakan ada ilmu, ada pengetahuan dan ada keterampilan di dalamnya. Mari kita semua dukung acara tahunan ini. Kalau bukan kita, siapa lagi,"ungkap Dra Hj.Siti Maisarah Nasir, Senin(27/12/2021), saat acara pembukaan.

Dharma Wanita Persatuan Kementerian Agama Kabupaten Lingga terus berupaya untuk maju bersama, lanjutnya, tentu untuk kebaikan dan kemajuan bersama. "Kita telah mengundang dewan juri yang profesional, sekaligus kita bisa belajar dari beliau. Insyaallah akan ada ilmu yang kita dapatkan,"tambahnya.

Sementara itu, Kepala Kemenag Lingga dalam arahannya menyampaikan bahwa beberapa lomba yang digelar tentu banyak manfaatnya. "Lomba menghias kue, kegiatan ini menggali dan mengasah keterampilan dan kreativitas. Paling tidak, ada potensi nilai ekonomisnya artinya bisa menjadi usaha rumahan,"terang H Muhammad Nasir,S.Ag,MH.

"Kedua, lomba mendongeng, ini tradisi yang sudah mulai hilang karena dikalahkan oleh gadget. Padahal, mendongeng adalah tradisi orang Melayu sejak dahulu sebagai pengantar tidur bagi anak-anaknya. Ini yang ingin kita galakkan kembali, jangan sampai anak-anak dihantarkan tidurnya dengan tontonan dari smartphonenya. Tentu menjadi tugas berat dan tugas besar kita semua untuk memperhatikan hal ini. Mari kita sayangi anak-anak keturunan kita dengan penuh kasih sayang dan perhatian serta kedekatan emosional yang harus kita dampingi di usia dini mereka,"pesannya lagi.

"Ketiga, lomba mengikat kain songket bagi kaum bapak-bapak. Ini juga sudah mulai hilang dan kurang mendapatkan perhatian. Ada adab dan tatacara berpakaian Melayu. Jangan sampai salah dan terlalu digampangkan. Berpakaian patut baju kurung Melayu harus menjadi perhatian kita semua. Kadang berbajung kurung, tapi tidak berkain songket. Kadang berkain songket, tapi salah ikatannya. Perlombaan ini, sekaligus pembinaan dari narasumber terpercaya. Jangan ada, kain songket yang dijahit dengan tali pinggang karena ingin mengambil cara mudahnya. Namun, perlu kita pelajari cara memakai dan mengikat songket yang benar agar tidak salah adat dan adab dalam berpakai patut sebagai orang Melayu,"ingatnya.

"Meriahkan acara HAB ini dan laksanakan dengan penuh tanggungjawab. Bukan hanya keluarga Kementerian Agama, tapi kita mengundang instansi pemerintah daerah dan instansi vertikal yang ada di Kabupaten Lingga,"tandasnya.(zaid)