HARI GURU DAN TUGU CANGKUL
Oleh : H. Rusli,S.Ag

Diposting oleh Zaid, ST 26 Nov 2021, 05:44:51 WIB Opini
HARI GURU DAN TUGU CANGKUL

Keterangan Gambar : Tugu Cangkul


Hampir seluruh tenaga guru yang tergabung dalam PGRI Kecamatan Lingga Utara Kabupaten lingga, hari ini kamis, 25 November 2021 berkumpul di lapangan Tugu Cangkul  Desa Sungai Besar Kecamatan Lingga Utara, dalam rangka melaksanakan Upacara HUT PGRI ke 76 dan  Hari Guru Nasional 2021. 
Kita sadari bersama, hari guru mempunyai makna sebagai bentuk penghormatan kepada guru atas jasa-jasa yang telah dilakukannya selama ia mengajar. Bahwa pada setiap tanggal 25 November diperingati sebagai hari ulang tahun guru se-indonesia. 
Berkenaan dengan lokasi tempat pelaksanaan kegiatan dilangsungkan, ada yang menarik yang dapat kita lihat, sebuah tugu Cangkul yang berdiri megah dan terdapat sebuah Perahu layar yang ada di atasnya. Hal ini mengingatkan penulis dari sebuah kajian tentang lagu dolanan Jawa yang sudah lama sekali dkenal oleh masyarakat luas secara turun temurun. Lagu ini judulya Gundul-Gundul Pacul. Syairnya sangat sederhana dan banyak anak-anak Jawa yang hapal semuanya. Namun siapa sangka jika lagu sederhana ini ternyata memiliki makna filosofis dan kehidupan yang sangat dalam?

Gundul-gundul Pacul Cul

Gembelengan

Nyunggi-nyunggi wakul kul

gembelengan

Wakul nggelimpang segane

dadi sak latar 2x

Gundul adalah kepala, dan orang Jawa seringkali menggunakan istilah ini untuk kepala yang tidak memiliki rambut alias plontos. Namun kita akan melihat kepala itu sendiri yang dianggap selama ini oleh para kawula sebagai lambang kehormatan dan kemuliaan seseorang. Rambut adalah mahkotalambang keindahan kepala. Maka gundul artinya kehormatan yang tanpa mahkota.
Sedangkan pacul: adalah cangkul yaitu alat petani yang terbuat dari lempeng besi segi empat. Pacul adalah lambang kawula rendah yang kebanyakan adalah petani.
Gundul pacul artinya: bahwa seorang pemimpin sesungguhnya bukan orang yang diberi mahkota tetapi dia adalah pembawa pacul untuk mencangkul, mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya.
Ada juga menurut Orang Jawa yang memaknai pacul sebagai papat kang ucul (empat yang lepas).
Artinya bahwa: kemuliaan seseorang akan sangat tergantung kepada empat hal, yaitu: bagaimana menggunakan mata, hidung, telinga dan mulutnya.
    Mata digunakan untuk melihat kesulitan, rakyat.
    Telinga digunakan untuk mendengar nasehat.
    Hidung digunakan untuk mencium wewangian kebaikan.
    Mulut digunakan untuk berkata-kata yang baik.

Jika empat hal itu lepas, maka lepaslah kehormatannya. karena itu Gundul-gundul Pacul bisa dimaknai dengan dua hal:
    Seorang Guru yang juga merupakan sosok pemimpin didalam dunia kependidikan harus amanah, jangan hanya memikirkan kehormatan dan karir
    Gambaran seorang Abdi Negara  sebagai pendidik yang tidak amanah, yang sudah kehilangan empat indera dan tidak sanggup lagi untuk menggunakan empat indra tersebut sebaik-baiknya.
Adapun Gembelengan artinya: besar kepala, sombong dan bermain-main dalam menggunakan tugas dan tanggung jawabnya.
Jadi, Gundul-gundul pacul cul gembelengan artinya seorang Abdi Negara  yang sejatinya harus menunaikan amanah yang telah diembankan dipundaknya ternyata menjadi sombong, selengekan, clelak-clelek, dan menjadikan amanah yang sudah dititipkan  sebagai sebuah permainan.
Sedangkan Nyunggi-nyunggi wakul kul artinya seorang  yang harus selalu nyunggi wakul (memikul bakul/tempat nasi, yang berarti mengupayakan kesejahteraan  dan menjunjung amanah    (https://www.kompasiana.com/johanisalbertmalingkaspacaran)
 
Jadi secara keseluruhan lagu ini merupakan soal komitmen manusia ketika bekerja. Baik sebagai pemimpin maupun sebagai seorang abdi negara. Ketika masih anak-anak hal tersebut masih wajar. Namun ketika telah dewasa, bukan lagi saatnya bermain-main. Terutama ketika seseorang telah mengemban suatu tanggung jawab dan amanah.

Guru Adalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
Guru disebut sebagai pahlawan karena tugasnya yang cukup berat dalam mendidik murid-murid. Mendidik begitu banyaknya siswa dan memastikan mereka agar menjadi manusia yang bijak bukanlah hal yang mudah. Seorang guru harus mengerti mentalitas siswa yang semakin sekarang semakin beragam dan mereka dituntut untuk menanamkan nilai-nilai manusiawi. Seorang guru pun dapat menjadi panutan utama siswanya dalam menjalani hidup. Sehingga, apa yang dia lakukan sehari-hari akan menjadi contoh bagi para siswanya.
Pekerjaan guru pun tidak berakhir selepas sekolah. Diluar jam tersebut, ada banyak hal yang harus dilakukan seorang guru demi murid-muridnya. Mulai dari mempersiapkan materi untuk esok hari, memeriksa ratusan lembar tugas, hingga melakukan penelitian untuk mencari tahu cara paling efektif untuk menghadapi berbagai macam tipe murid.
Beban kerja guru diatas juga menarik perhatian penulis terhadap sebuah peahu layar yang terdapat diatas Tugu Cangkul tersebut, kembali mengingatkan penulis pada sebuah laju jawa yang yang berjudul Prahu Layar.
Lalu apa sih makna dari lagu Prahu Layar ini? Sebelum menuju ke pembahasan lebih lanjut,mari kita simak bersama lirik lagunya dulu.

Yo kanca ning nggisik gembira
(Yuk teman kita ke laut untuk bergembira)

Alerap lerop banyune segara
(Berkilau-kilau air lautnya)

Angliyak numpak prahu layar
(Hendak naik perahu layar)

Ing dina minggu keh pariwisata
(Di hari minggu banyak tempat wisata)

Alon prahune wis nengah
(Pelan-pelan perahu berjalan ke tengah laut)

Pyak pyuk pyak banyu pinelah
(Pyak pyuk pyak,bunyi air tersibak)

Ora jemu jemu karo mesem ngguyu
(Tidak bosan-bosan senyum dan tertawa)

Ngilangake rasa lungkrah lesu
(Menghilangkan rasa lemah dan lesu)

Adhik njawil mas jebul wis sore
(Adik mengingatkan mas,ternyata sudah sore)

Witing kelapa katon ngawe awe
(Pohon kelapa terlihat melambai-lambai)

Prayogane becik bali wae
(Sebaiknya pulang saja)

Dene sesuk esuk tumandang nyambut gawe
(Karena besok pagi akan bekerja kembali)

Makna Lagu Prahu Layar  yang penulis kutip:

1. Liburan Itu Penting
Di bait lagu Yo kanca ning nggisik gembira,mengandung makna bahwa ayo kita berlibur kalau sudah saatnya tiba.Kapan waktu itu? di hari minggu,hari kita bersantai dan tidak bekerja. Lalu mau liburan kemana yang asik? Ke laut,karena disana kita bisa melihat keindahan yang terpacar dari air yang berkilau-kilau terkena sinar matahari seperti yang tertulis dalam bait  Alerap lerop banyune segara.


Untuk menikmati liburan itu kita bisa naik kapal layar (Angliyak numpak prahu layar) agar bisa menuju ke laut.Terkadang setiap hari kita sibuk dengan rutinitas pekerjaan yang itu-itu lagi sehingga membuat kita jenuh.Di hari minggu lepaskanlah segala penat dan beban itu karena hari bebas,hari libur kita.Jadi jangan lupa berlibur untuk menyegarkan pikiran.

2. Saat Berlibur,Nikmatilah !
Ketika kita berlibur di pantai/laut dan perahu mulai berjalan ke tengah laut (Alon prahune wis nengah) dengan perlahan,nikmatilah masa-masa itu.Dengan deburan ombak dan angin yang berhembus,jadikan itu sebagai penyegar jiwa agar kita bisa melupakan sejenak segala tugas,pekerjaan yang membuat tubuh kita lelah.

Di dalam perahu kita bisa bercanda sambil tertawa-tawa sampai tak bosan berlama-lama berada di perahu (Ora jemu jemu karo mesem ngguyu) karena situasinya yang nyaman dan santai.Bunyi air yang tersibak Pyak pyuk pyak menambah sensasi liburan kita makin menyenangkan sehingga perasaan lemah dan lesu yang tadinya menempel di tubuh kita jadi hilang.Seperti yang tertuang dalam bait lagunya di bagian Ngilangake rasa lungkrah lesu.

3. Disiplin Waktu
Adhik njawil mas jebul wis sore adalah parafrase seseorang yang mengingatkan kakaknya agar jangan lupa.Lupa apa? lupa kalau ternyata hari sudah mulai sore. Ditandai dengan pohon kelapa di pinggir pantai/laut yang melambai-lambai (Witing kelapa katon ngawe awe).Itu merupakan isyarat bahwa matahari sebentar lagi terbenam dan hari berganti gelap.


Meskipun liburan itu nikmat,tapi jangan terlena dan lupa waktu.Jika sudah selesai saatnya liburan,mari kita kembali pulang ke rumah (Prayogane becik bali wae).Setelah puas menikmati liburan,otak kembali segar dan badan terasa lebih sehat,pulang pun perasaan akan senang karena semangat sudah pulih lagi setelah seharian menikmati keelokan pesona laut bersama orang-orang terdekat.

3. Jagalah Keindahan Laut Indonesia
Dalam lirik lagu itu di gambarkan sebuah tempat wisata di pantai yang indah dengan pohon kelapa yang ada di pantai yang biasanya kita gunakan sebagai tempat berteduh dari panas matahari.Selain itu air yang berkilau-kilau menandakan bahwa laut itu menyajikan berjuta pesona yang memanjakan mata kita.Maka dari itu,marilah untuk selalu menjaga keindahan pantai dengan cara peduli dengan lingkungan.

Tidak membuang sampah di sembarang tempat,tidak merusak alam agar pantai itu tetap asri,enak di pandang dan tetap menjadi tempat wisata untuk melepas lelah.Perahu layar juga merupakan alat transportasi tradisional yang perlu di lestarikan karena itu warisan budaya yang ada sejak dulu .Dengan tetap mengoperasikannya,berarti sama dengan mempertahankan alat transportasi ini tetap eksis di jaman modern sekarang. (https://www.media2give.com/2016/01/mengupas-tuntas-makna-lirik-lagu-prahu-layar.html)

Sebagai seorang pengajar, guru memiliki pekerjaan yang sangat mulia. Guru mendidik tanpa kenal menyerah, meski kadang terasa sangat berat.
Guru juga mempunyai tanggung jawab untuk mendidik siswa, tak hanya dari sisi akademi, namun juga agar mempunyai sikap dan berperilaku baik.

Itulah mengapa sebagai murid, kita perlu selalu menghormati guru dan memuliakan mereka. Begitu besar jasa mereka terhadap kehidupan kita. Jika tidak ada guru, sebuah bangsa tidak akan pernah memiliki pemuda yang beprestasi. Selamanya kita akan berutang jasa kepada guru-guru kita.

SELAMAT HARI GURU ...