RAMADHAN MEMBANGUN KESADARAN NURANI
Hikmah Ramadhan

Diposting oleh Zaid, ST 30 Apr 2020, 13:11:01 WIB Opini
RAMADHAN MEMBANGUN  KESADARAN NURANI

Apabila kamu memperhatikan ke-Agungan dan kemuliaan-Nya, hatimu akan dipenuhi cahaya keagungan dan kemuliaan-Nya. Cahaya itu mengalahkan ingatanmu tentang surga, neraka, hari kiamat dan apapun selain keagungan dan kemuliaan-Nya. Hatimu lupa akan semua itu sebab ia tenggelam dalam lautan keangungan-Nya, sehingga hatimu hanya mengingat, menginginkan, mencintai dan merindukan Allah swt. ( al-Hakim al-Tirmidzi ).

***

Tampa terasa , waktu telah mengantarkan kita kembali bertemu dengan Ramadhan yang penuh berkah ( Mubarrok ). Setelah sebelas bulan kita mengikuti perjalanan arus waktu yang membawa umur kita terus bertambah menuju masa usia tua. Selama ini kita menjelajah bahtera kehidupan yang melelahkan. Proses kehidupan yang kita lalui ini seringkali mematikan lentera hati yang suci, kegulitaan membelenggu jiwa-jiwa hampa, ada duka, ada nestapa, ada sengsara, putus asa, sedih, marah dan warna-warni lain yang senantiasa menghiyasi langkah hidup kita. Tahun ini Ramadhan kembali datang di tengah-tengah manusia sedang mengalami musibah Pandemi Global yang menakutkan.

Berpuasa di bulan Ramadhan merupakan kewajiban bagi orang-orang beriman. Perintah Allah untuk berpuasa memiliki tujuan yang sangat muliya. Diantara tujuan berpuasa adalah untuk menjadi insan yang bertaqwa, “la’allakum tataqun”. Puasa akan menghidupkan kembali hati nurani yang mungkin telah buram akibat dosa dan kesalahan. Sebab itu kita bangkitkan kembali kesadaran baru yaitu kesadaran nurani yang menerangi jiwa dari kegelapan dosa selama ini. Nurani adalah cahaya kesucian hati yang bertahta dalam jiwa. Proses ini dapat tercapai apabila kita berangkat dari niat ibadah karena Allah swt.

Kesucian hati , akibat puasa yang kita lakukan, akan memantulkan cahaya pelangi yang dapat menambah indah kehidupan. Pesonanya menjadikan manusia tumbuh dalam berkah Ilahiyah yang penuh dengan rahmat, ampunan, hidayah dan kilaunya surga. Sungguh tiada yang lebih besar dari keagungan Allah swt, hanya setitik debu yang berhamburan keindahan dunia ini, mulailah mengisi ulang setiap hentakan nafas kita dengan cahaya Ilahi Rabbi, hadirkan Dia setiap saat pada lubuk hati kita yang terdalam.

Sesungguhnya hati yang tertutupi oleh dosa-dosa seperti cermin yang tertutupi oleh karat dan bintik-bintik hitam. Apabila kita memikirkan sesuatu dari urusan akhirat, kita tidak akan melihat apa yang sedang kita fikirkan itu pada hati yang kotor. Jika kita membersihkan hati dengan meninggalkan dosa-dosa, hati kita seperti cermin yang bening. Apabila kita memikirkan dosa-dosa yang telah kita lakukan, maka dosa-dosa itu tergambar jelas dalam hati yang bersih sehingga kita merasa sangat sedih, menyesal dan merasa menannggung beban yang sangat berat.

Hati manusia adalah alam yang sangat luas. Sakit atau sehatnya hati adalah yang menentukan sejahtera tidaknya manusia di dunia dan akhirat. Oleh karena itu jika hati sakit, maka pasti terjadi pergolakan yang salah, sehingga menusia manjadi bingung dan gelisah., yang berakibat pada kerugian dan kebinasaan. Sebaliknya jika hati sehat, maka hidayah iman akan menerangi jalan hidup yang kemudian akan menimbulkan ketentraman dan kebahagiaan.

Orang-orang menang dan beruntung adalah mereka yang memahami tujuan dari penciptaan, yaitu untuk beribadah hanya kepada Allah swt. Dan mereka adalah orang-orang yang jiwanya tunduk setelah sombong, lunak setelah ketakutan, dan tenang setelah terguncang. Tetapi mereka yang jiwanya terguncang, mereka yang terhinakan karena kesombongan, maka mereka akan terlepas dari kendali kesadaran, sehingga mudah meninggalkan aturan.

Ketahuilah sesungguhnya kesombongan, dusta, munafiq, keserakahan dan perangai rendah lainnya adalah racun dan formula yang sangat ampuh memadamkan cahaya qalbu. Dan kita saksikan semua itu telah membelenggu kehidupan sehari-hari yang kita jalani, sehingga tak sadar melemparkan kita ke dalam kubangan dosa yang menjijikkan. Bahkan timbulnya perasaan sepi dalam keramaian, kehampaan dalam kemewahan dan berbagai bencana yang Allah timpakan, semuanya itu adalah akibat runtuhnya kesadaran jiwa tentang hakikat tujuan kehidupan.

Ketahuilah, sa’at dimana kita hidup hari ini adalah kehidupan yang sarat dengan kekhawatiran dan kebimbangan serta ketakutan. Jangankan orang-orang yang memang setiap sa’at selalu dihantam badai kemiskinan dan kenestapaan, orang-orang yang sedang bergelimang kemewahan pun selalu dihantui rasa kekhawatiran dan kecemasan. Keduanya merasakan hal yang sama. Orang miskin khawatir dan takut menatap masa depan yang menurutnya begitu memberatkan, sementara orang kaya khawatir dan takut bahkan bingung kemana harta mereka akan diselamatkan.

Untuk itu dengan puasa yang kita lakukan , kita berusaha dengan sungguh-sungguh sejenak memalingkan hati dan jiwa ini untuk khusuk dan tunduk di hadapan Allah Yang Maha kuasa . Allah swt, berfirman QS : al-Hadid : 16 :

Artinya : Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.( QS. 57 : 16 ).

Kita belajar dengan sungguh-sungguh untuk mengosongkan hati ini dari cita-cita dunia yang menggoda, Untuk melangkah menuju Allah Azza wajalla, berpegang kepada tali Rahmat-Nya, sehingga cita-cita dunia keluar dari diri kita dan tidak bersarang di hati ini. Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Setiap sesuatu berada dalam genggaman-Nya, tetaplah berada di pintu-Nya, mohonkan ampun kepada-Nya, agar Dia membersihakan hati kita dari selainnya, dan memenuhi hati kita dengan iman, ma’rifat, ilmu dan kaya bersama-Nya, bukan bersama makhluk-Nya.

Bulan Ramadhan disebut juga dengan Syahru-al-Zikri, yaitu bulan dimana kita banyak mengingat Allah swt. Dengan banyak bertafakkur dan zikir akan lebih mampu mengembangkan dan mematangkan emosi keagamaan. Sehingga dalam setiap pori-pori darah kita mengalir sebuah rasa tanggung jawab yang sangat mendalam akan makna kehidupan ini. Maka sekaranglah saatnya untuk memperbaharui langkah hidup kita. Warnailah lingkungan sekitar kita dengan penuh cinta dan kerinduan, karena dihati kita ada kesadaran baru. Bahwa hidup bukanlah hanya sekedar ada, menjadi pajangan atau interior pergaulan tetapi hidup harus tampil sebagai pengubah yang dinamis, yang terus berproses untuk becoming, menjadi lebih baik. Sekali hidup penuh arti. Dengan mengingat Allah hidup akan terasa indah karena Allah Yang Maha Indah telah menaburkan rahmat-Nya kepada kita semua.

Selanjutnya , bulan Ramadhan juga disebut sebagai al-Syahru at-Taubah. Memperbanyak taubah di bulan Ramadhan merupakan amalan muliya disisi Allah swt. Taubah adalah kebutuhan manusia. Taubat merupakan awal persinggahan, pertengahan dan akhirnya.Seorang hamba yang sedang mengadakan perjalanan kepada Allah swt tidak pernah lepas dari taubat, sampai ajal menjemputnya. Kebutuhan terhadap taubat amatlah penting , Allah swt berfirman Qs. An-Nur 31 : Artinya : Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.( QS. An-Nur ; 31 ).

Taubat adalah gerbang untuk terbebas dari dosa dan menghilangkan rasa putus asa seseorang untuk menjadi orang baik., sekaligus langkah untuk mencari dan menikmati kebenaran yang hakiki agar mendapatkan kebahagiaan yang sejati. Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyah, orang-orang yang berdosa mempunyai tiga sungai besar yang dipergunakan untuk membersihkan dosa-dosanya di dunia yaitu; pertama, sungai at-taubatun –nasuha, kedua; sungai kebaikan yang melimpah ruah dan menghangyutkan berbagai macam kesalahan dan ketiga; sungai musibah dan cobaan yang menghapus semua dosa.

Apabila seseorang terbebas dari dosa , maka hati nuraninya akan bercahaya, yang akan menerangi setiap langkah hidupnya. Kemuliaan menjadi kepribadiannya dan menjadi toladan bagi setiap orang. Mereka adalah orang yang sadar akan kelemahannya, mengetahui akan tujuan hidupnya dan mampu menjalankan amanah penciptaannya. Untuk itu kita berharap bahwa ramadhan tahun ini akan membawa kesadaran baru bagi kita yaitu kesadaran nurani yang akan membimbing jalan hidup kita sampai akhir hayat nanti. Amin.[]