- MTsN Lingga Laksanakan Asasmen Madrasah 2024
- Nasyid MTsN Lingga Juara II Tingkat Provinsi Kepri
- Nasyid dan Story Telling MTsN Lingga Menuai Prestasi Di Gebyar Ramadhan BQ
- MTsN Lingga Panen Perdana P5 PPRA
- Tertib Berlalu Lintas Hadir Di Penutupan Garam Asin
- Garam Asin MTsN Lingga \"Menuju Generasi Milenial Berakhlak Mulia\"
- MTsN Lingga Ikuti Story Telling Di Gebyar Ramadhan Ponpes. Baitul Qur\'an
- Nasyid MTsN Lingga Tampil Di Babak Final Tingkat Provinsi Kepri
- Garam Asin Ke XI Hari Ke-3 MTsN Lingga Berlangsung Meriah
- MTsN Lingga Ramaikan Panggung Expo Ramadhan 2024
Umat Buddha Lingga Mengikuti Perayaan Tradisi Siakang
Keterangan Gambar : Prosesi arak-arakan tradisi Siakang
Daik- Masyarakat Daik khususnya Etnis Tionghoa melaksanakan tradisi yang rutin digelar tiap tahun, yaitu tradisi Siakang. Siakang adalah sembahyang keselamatan dengan harapan masyarakat senantiasa selamat dan jauh dari marabahaya. Tradisi ini meskipun dilaksanakan oleh Etnis Tionghoa, tapi tidak semua melaksanakannya karena tradisi ini biasa digelar oleh masyarakat Etnis Tionghoa yang berada di wilayah dekat lautan.
Pada tahun ini tradisi Siakang digelar oleh masyarakat Etnis Tionghoa Daik Lingga yang juga diikuti oleh umat Buddha di Kelurahan Daik dan sekitarnya pada Bulan November di Kelenteng Cetiya Loka Santi. Acara ini menggelar rangkaian acara yang dimulai, Sabtu-Selasa, 26-29 November 2022.
"Tradisi Siakang ini memiliki beberapa rangkaian acara diantaranya, penjemputan Hiolo atau tempat menancapkan hio/dupa dari Kelenteng Tua Pek Kong dan sementara diletakkan di Kelenteng Cetiya Lokasanti melalui prosesi arak-arakan penjemputan hiolo,"terang Maya Purnawi,S.Pd.B, Kara Budha Kemenag Lingga,Selasa(29/11/2022)
"Selanjutnya umat meletakkan berbagai makanan dari masing-masing umat pada tempat yang telah disediakan. Tujuannya agar makanan tersebut mendapat berkah dari sembahyang yang digelar. Dilanjutkan malam hari, umat berkumpul untuk makan bersama. Umat juga mengadakan prosesi larung ke sungai yang berada di dekat Kelenteng Cetiya Loka Santi yang dilaksanakan pagi harinya,"tambah wanita Bali itu menjelaskan
Sebagai ajang kebersamaan, umat mengadakan acara makan bersama selama 3 (tiga) malam sampai Selasa, 29 November 2022 sore. Umat kembali menggelar prosesi arak-arakan untuk mengembalikan hiolo yang sebelumnya dijemput dan selesailah prosesi dari tradisi Siakang tersebut.
Umat Buddha di kawasan Kabupaten Lingga sebagian besar adalah masyarakat beretnis Tionghoa sehingga umat Buddha turut melaksanakan dan memeriahkan tradisi Siakang tersebut setiap tahun. Penyelenggara Buddha pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lingga turut mengapresiasi tradisi tersebut dan berpartisipasi langsung dengan turut berbaur dalam berbagai rangkain prosesi Siakang.
Maya Purnawi, S.Ag., M.Pd.B menyambut baik pelaksanaan acara tradisi Siakang dan mengemukakan pandangannya bahwa, sebagai umat beragama bukan berarti meninggalkan tradisi yang sudah dibangun oleh para leluhur. "Sepanjang tradisi tersebut masih sesuai dengan Dhamma, maka patut untuk dihormati dan dilestarikan. Kita optimis bahwa tradisi Siakang ini dapat membangun nilai rasa syukur atas segala rejeki yang telah diperoleh dan juga meningkatkan kebersamaan antara sesama umat,"ungkapnya lagi.
Tradisi ini berjalan sukses dan umatpun merasa terbangunnya rasa kebersamaan yang kuat sehingga kerukunan serta keharmonisan warga dapat terjaga. (My).